BOJONEGORO – Alat filtrasi air yang diciptakan oleh H. Mushtofa, ST., MT., dosen teknik sipil Universitas Bojonegoro (Unigoro), berhasil menjadi solusi mengatasi problem air tanah yang terasa asin di Desa Tinumpuk, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro. Alat tersebut berhasil mengubah air tanah asin menjadi air tawar yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Dalam waktu dekat ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Tinumpuk akan bekerja sama dengan Unigoro terkait pengadaan alat filtrasi air ini.
Mushtofa menuturkan, alat filtrasi air ciptaannya mendapat atensi dari Camat Purwosari. Rabu (16/10/24), dia lantas diundang untuk menyosialisasikan penggunaan alat tersebut dan mencari penyebab mengapa air tanah di Desa Tinumpuk terasa asin. Mushtofa juga mengajak dosen kimia Unigoro, Dyah Setyaningrum, S.Si., M.Sc., untuk menjelaskan kandungan mineral dalam tanah. “Di Desa Tinumpuk dulu airnya segar, tapi beberapa waktu terakhir rasa airnya berubah asin. Bahkan hewan ternak pun tidak mau minum air dari sumbernya. Hipotesa kami, yang terjadi di Desa Tinumpuk ada perubahan pelapukan mineral dalam tanah. Sehingga unsur NaCl (natrium klorida) atau garam terlarut dalam tanah yang menyebabkan air terasa asin,” tuturnya, Kamis (17/10/24).
Dalam sosialisasi yang dihadiri oleh Forum Koordinasi
Pemerintah Kecamatan (Forkopimcam) Purwosari, Puskesmas Purwosari, Pemdes Tinumpuk,
karang taruna, dan tokoh masyarakat, Mushtofa mempraktikkan cara kerja alat filtrasi
air ciptaannya. Sampel air asin di jerigen dialirkan menuju mesin filtrasi
melewati tabung. Tabung tersebut berisi komponen-komponen karbon aktif, pasir
silika, dan pasir ziolit. Kemudian air dialirkan lagi melewati filter membran
dan sinar ultraviolet. Hasilnya, rasa air berubah menjadi tawar dan terasa
segar. “Semua yang hadir dalam sosialisasi itu juga mencoba airnya. Benar-benar
terasa segar. Kalau sebagai air bersih, air itu bisa langsung digunakan. Tapi
sebagai air minum, sampel air dari Desa Tinumpuk harus diuji di laboratorium. Untuk
memastikan kandungan bakteri e-coli dan coliform harus nol.
Sesuai dengan Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan,”
jelasnya.
Mushtofa
melanjutkan, Pemdes Tinumpuk berencana kerja
sama dengan Unigoro terkait pengadaan alat filtrasi air ini. Alat tersebut akan
dipasang di reservoir utama desa dan airnya langsung didistribusikan
kepada warga. “Nantinya alat filtrasinya akan dikelola Hippam (himpunan penduduk
pemakai air minum) desa setempat,” tandasnya. (din)
Tulis Komentar