BOJONEGORO – Mrabawani Insan Rendra, ST., M.P.W.K., dosen teknik sipil Universitas Bojonegoro (Unigoro) menciptakan peta potensi desa untuk Pemerintah Desa (Pemdes) Kedungsari. Karya ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang berjudul Penyusunan Peta Potensi Desa dengan Pemetaan Partisipatif di Desa Kedungsari, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Program tersebut didanai oleh Yayasan Suyitno Bojonegoro melalui hibah internal penelitian dan pengabdian masyarakat.
Menurut Insan, secara geografis letak Desa Kedungsari sangat strategis. Yakni dekat dengan Waduk Gongseng dan kawasan hutan. Sayangnya pemdes setempat belum memiliki peta administrasi desa, peta tata guna lahan, serta peta batas RT, RW, maupun dusun. “Pemdes Kedungsari juga berharap memiliki peta dengan titik-titik rumah secara spesifik. Misalnya ketika titik itu diklik langsung muncul itu rumahnya siapa, nama KK-nya siapa, berapa penghuninya dalam rumah itu, dan sebagainya. Jika pembuatan peta potensi desa ini ditindaklanjuti, maka sistem informasi desanya akan dikuatkan. Seandainya ada bantuan dari pemerintah untuk warga Kedungsari, pasti akan tepat sasaran,” tuturnya, Jumat (11/10/24).
Insan
dan empat mahasiswa teknik sipil Unigoro, membutuhkan waktu enam bulan untuk
menyusun peta potensi desa. Prosesnya mulai dari survei, pengamatan menggunakan
drone, hingga mengolah peta citra satelit dengan resolusi yang tinggi. Pria
yang menjabat sebagai Kabid Penelitian LPPM Unigoro ini menggunakan metode
pemetaan partisipatif masyarakat. “Untuk pembuatan petanya kami tidak hanya
mengandalkan drone. Tapi melibatkan masyarakat mengingat batas wilayah
ini hal yang sangat sensitif. Ditambah Desa Kedungsari juga berbatasan dengan
wilayah Perhutani. Tapal batas yang sudah ada sebelumnya telah tergerus
berdasarkan hasil riset kami. Selain itu, kami menggunakan software open
source View GIS. Agar batas RT,RW, dan dusun benar-benar dirapikan
berdasarkan petunjuk dari masyarakat yang mengetahui riil daerah di sana,”
jelas Insan.
Ada tiga peta yang dihasilkan dari pengabdian masyarakat tersebut. Yakni peta batas RT, RW, dan dusun, peta potensi desa, serta peta tata guna lahan. Insan menambahkan, adanya peta tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk merencanakan pembangunan. “Apalagi pembangunan di desa-desa sangat massif,” imbuhnya.
Kepala
Desa Kedungsari, M. Alamudi, mengucapkan terima kasih kepada Unigoro yang telah
melaksanakan pengabdian masyarakat di desanya. Sebelumnya, Pemdes Kedungsari
hanya mengandalkan kelompok kerja (pokja) profil desa untuk mengetahui gambaran
potensi desa dan tingkat perkembangan desa. “Dengan adanya peta potensi desa karya
tim Unigoro, Pemdes Kedungsari akan merencanakan beberapa tindak lanjut
strategis guna pengembangan desa. Beberapa langkah yang mungkin dilakukan
adalah kami akan menggunakan peta potensi desa untuk mengidentifikasi
sektor-sektor yang memiliki potensi besar namun belum dimaksimalkan. Seperti
sektor pertanian, wisata, atau industri kreatif. Selain itu, peta potensi desa bisa
menjadi panduan utama dalam merumuskan rencana pembangunan desa yang lebih
komprehensif dan berbasis data,” paparnya.
Sementara
itu empat mahasiswa teknik sipil Unigoro yang terlibat dalam pembuatan peta, Kafi
Cahyo Ramadhani, Aulia Rahmadina Putri, Diah Kumala Dewi, Lusi Nur Aini mengaku
mendapatkan pengalaman berharga. Mereka sempat menemukan ketidaksesuaian data
antara citra satelit dengan data partisipatif warga. “Tapi kami kembalikan lagi
ke Pemdes Kedungsari. Kami hanya melakukan pemetaan partisipatif dan citra
satelit. Namun hasil layout-nya tetap dikonfirmasi lagi ke pemdes,” pungkas
Kafi. (din)
Tulis Komentar