Jelang Penilaian UGGp, Akademisi Unigoro Ingatkan Keberlanjutan Situs Geopark Bojonegoro Lainnya
Jelang Penilaian UGGp, Akademisi Unigoro Ingatkan Keberlanjutan Situs Geopark Bojonegoro Lainnya

Keterangan Gambar : Ketua LPPM Unigoro dan perwakilan peserta KKN TK Unigoro 2025 saat menghadiri koordinasi persiapan verifikasi lapangan UGGp di Gedung Pemkab Bojonegoro, 28 Mei 2025.


BOJONEGORO – Revalidasi geopark nasional Bojonegoro untuk memperoleh pengakuan UNESCO Global Geopark (UGGp) akan dilakukan pada 10 hingga 14 Juni 2025. Akademisi Universitas Bojonegoro (Unigoro) mendorong pemerintah setempat juga memperhatikan situs-situs geopark lainnya di Kota Ledre.


Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc., mengatakan, pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan geosite, biosite, dan culture site sebaiknya tidak hanya dilakukan saat menyambut tim penilai UGGp. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro sebagai leading sector geopark Bojonegoro, harus memperhatikan keberlanjutan situs lainnya. “Bagaimana geopark itu bisa dipahami masyarakat luas, tidak hanya Wonocolo dan Khayangan Api. Geopark adalah satu kesatuan. Semuanya harus didorong bersama. Terlebih ada 16 geosite, tiga biosite, dan delapan curtural site yang tersebar di berbagai kecamatan. Ini juga harus mendapatkan perlakuan sama,” paparnya, Kamis (5/6/25).


Unigoro berkontribusi dalam pengembangan geopark Bojonegoro. Yakni melalui kegiatan riset dan pengabdian masyarakat. Laily menuturkan, hasil-hasil riset dosen Unigoro telah digunakan sebagai basis data untuk mendapatkan pengakuan UGGp. Selain itu, program kerja nyata tematik kolaboratif (KKN-TK) Unigoro 2025 juga mengusung misi optimalisasi geopark dan pengembangan potensi desa. “Sehingga peserta KKN-TK Unigoro 2025 secara langsung dilibatkan dan bersinergi dengan Pemkab Bojonegoro serta pengelola situs untuk menyambut tim penilai dari UNESCO,” tuturnya bangga.

Lima tahun meriset Wonocolo, dosen ilmu lingkungan Unigoro ini berharap ada integrasi materi tentang geopark ke dalam mata pelajaran siswa. Sekaligus edukasi masyarakat lokal. Warga harus paham jika lingkungan tempat tinggalnya adalah wilayah geosite, biosite, dan culture site yang harus dikonservasi. (din)



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)