Keterangan Gambar : Ketua LPPM Unigoro memaparkan hasil riset geosite Wonocolo di hadapan tim penilai geopark nasional, Rabu (11/6/25)
BOJONEGORO - Revalidasi geopark nasional Bojonegoro untuk memperoleh pengakuan UNESCO Global Geopark (UGGp) dimulai 10 hingga 14 Juni 2025. Para asesor mengapresiasi kontribusi riset akademisi Universitas Bojonegoro (Unigoro) sebagai basis data untuk mendapatkan pengakuan UGGp.
Saat tim penilai mengunjungi kawasan tambang minyak tradisional Wonocolo, Kedewan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc., memaparkan hasil penelitiannya. Semut menjadi makrofauna tanah yang mendominasi di Wonocolo. Keberadaan serangga ini dapat mengakumulasi atau menyerap logam berat di dalam tubuh dan sarangnya. "Semut ini bisa menjadi bioakumulator alami untuk menyeimbangkan ekosistem dari cemaran logam berat. Hasil riset tentang semut ini bisa diterapkan di perusahaan tambang seluruh dunia," paparnya.
Konsep geopark di Wonocolo khususnya dapat dirumuskan sebagai minat wisata khusus. Terutama wisata riset dan laboratorium alam.
Asesor Geopark Nasional, Mirawati Sudjono, M.Sc., juga menyarankan pengelola geopark setempat untuk menonjolkan program-program konservasi yang dilakukan. "Temuan tentang semut dan keunikan-keunikan lainnya harus ditampilkan di panel atau papan informasi. Konservasinya ini yang harus ditunjukkan," tukasnya.
Di samping itu, Mirawati juga mendorong terbentuknya Youth Geoparker agar generasi muda terlibat dalam mengembangkan potensi geopark.
Selain riset, Unigoro berkontribusi mengembangkan geopark Bojonegoro melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Program kerja nyata tematik kolaboratif (KKN-TK) Unigoro 2025 juga mengusung misi optimalisasi geopark dan pengembangan potensi desa. Mahasiswa dilibatkan dan bersinergi dengan Pemkab Bojonegoro serta pengelola situs untuk menyambut tim penilai.
Di hari pertama, tim penilai mengunjungi enam titik situs. Kebun Belimbing Ngringinrejo, Penangkaran Rusa Malo, Sentra Kerajinan Gerabah Rendeng, Antiklin Kawengan, Tambang Minyak Tradisional Wonocolo, dan Sentra Kerajinan Jati Batokan Kasiman. (Din)
Tulis Komentar